(Sumber: Google)

Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masihkah kamu berdiri disitu dengan senggenggam bunga di tanganmu untukku?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih bersediakah kamu tertawa saat ku ceritakan sebuah lelucon?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih akankah kamu anggap setiap kebersamaan kita itu romantis dan berharga?

Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih bersediakah tangan dan jari-jari lembut menghapus keringatku setelah berlari mengejar keterlambatan?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih aku-kah orang yang kamu cari di kala sedih? Masih dadaku-kah tempat airmatamu bersandar?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih bersediakah kamu genggam erat tanganku saat aku lelah dan akan terjatuh?

Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih adakah hasratmu untuk memelukku ketika ku menggigil kedinginan?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih inginkah dirimu mengecup bibirku seperti saat senja di danau itu?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih banggakah kamu pernah mencintaiku? Masih akankah kamu pamer aku di hadapan teman-temanmu?

Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih akankah kamu pertahankan hubungan suci ini di saat-saat rumit seperti dulu kamu mempertahankannya?
Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masihkah kamu menemaniku menikmati sisa usiaku?

Andai AIDS menyerang tubuhku suatu saat, masih bersediakah kamu ada disampingku? Menggenggam tanganku, memelukku, dan mengecup bibir jika perlu? Masihkah kamu menjalani janji yang pernah kita ucap di hadapan teman-temanmu sambil tersenyum bangga?


* Diposting dalam rangka menyambut Hari AIDS
** Terinspirasi dari  Jika Suatu Hari Nanti Falla Adinda

Baca Juga Yang Ini Yah :


0 komentar:

Posting Komentar