Aku tidak bisa mencintaimu lagi, seperti bagaimana dulu aku selalu menjaga senyummu tiap pagi, menanyakan kabarmu tiap siang, merindukanmu tiap sore, dan memimpikanmu tiap malam.
Maaf. Karena aku tidak mampu lagi mencintaimu seperti itu.
Mencintaimu dengan menemanimu berhujan-hujanan, walau aku benci melakukan itu. Mencintaimu dengan selalu menulis puisi tentang sepasang kekasih yang duduk berdua di taman, lalu menyelipkannya di lokermu.
Aku menyerah..
Aku tidak mampu lagi mencintaimu seperti itu. Karena..
Karena kau pun tahu.
Aku telah cukup berbahagia dengan 'dia' yang mencintaiku, seperti aku mencintaimu dulu.
Aku cukup berbahagia dengan 'dia' untuk sekedar mengingat siapa kamu.
Aku cukup berbahagia dengan 'dia' yang setiap pagi datang memelukku dari belakang, yang menangis ketika aku menatapnya datar, yang mengagumi apapun yang aku lakukan.
Aku cukup berbahagia dengan 'dia', untuk sekedar menatapmu dan merasakan amukan rindu di dadaku.
Maaf.
5 komentar:
bagus sekali...merasuk ke hati rasanya.
hhmm..semoga bahagia dengan 'dia'..
happy blogging
@Ike : Hehe. Terima kasih. :D
@Ediwa : Hehe. Iya. Terima kasih. Hanya fiksi, tapinya. :)
"Untuk merasakan amukan rindu di dadaku."
Ah i like that words so much.
So, sudah move on nih ceritanya. :D
@erick: makasih, kak. :D
Benar. Sudah move on. Hehe.
Posting Komentar