Hey, boleh aku bertanya?
Tunggu, tidak. Tidak perlu.
Aku cuma ingin bilang “tanggal berapa sekarang?”.
Ya, tanggal berapa?
Tunggu, kurasa kamu tidak perlu menjawabnya.
Tanggal 20 kan? 20.10 , tanggal yang cantik bukan?
Tidak, jangan tanyakan mengapa aku hapal tanggal ini.
Ini satu-satunya tanggal yang tidak tercoret di kalender pribadi milikku.
Tolong, jangan tanya kenapa semua tanggal tercoret.
Karena aku gagal di semua tanggal itu..kecuali hari ini.
Gagal. Gagal membawamu ke hidupku.
Ya, hari ini kamu ‘datang’.
Aku bahagia sekali.
Ya, aku bahagia. Jangan tanya mengapa.
Itu sudah jelas, kamu.
---
Kamu.
Kamu datang, dan berkata “Bagaimana hari ini?”.
Baik,dengan kehadiranmu tentunya.
Lalu kamu hanya tersenyum. Manis sekali.
Aku suka senyum itu. Selalu terlihat manis di hadapanku. Selalu.
Lalu kamu menarik tanganku, lembut sekali.
Aku hanya tersenyum, namun kamu tertawa.
Sekali lagi, aku suka senyum itu.
Kita berlarian dilapangan yang basah setelah hujan
Kamu terus tertawa, sangat bahagia.
Lalu kemudian, kamu berhenti berlari. Melepas genggamanmu.
Lalu kamu memelukku. Hangat. Damai.
Aku tentram sekali.
Kamu terus memelukku. Entah sampai kapan.
---
Tapi kemudian aku tersadar.
Seorang teman mendorongku, aku hampir terjatuh.
Ternyata aku hanya sedang berada di dunia khayalku sendiri.
Tapi, tidak.
Tidak semuanya hanya khayalan belaka. Kamu memang ‘datang’.
Tapi tidak sepenuhnya kehidupku.
Aku bangkit, mengangkat wajah.
Ada kamu. Iya, kamu.
Sekali lagi, ada kamu.
Tepat berdiri dihadapanku ketika aku bangkit.
Atau lebih tepatnya, kamu ada disampingku. Tepat saat aku berkhayal tentang pelukan hangat itu
Aku menatapmu, harus kamu tahu. Tatapan itu penuh cinta,hanya untukmu.
Lalu kamu tertawa. Menertawaiku.
Lucu sekali tawa itu. Ya, aku selalu suka, sekali lagi.
Tapi, kemudian ada seorang teman yang berbisik “Jangan tatap dia seperti itu”.
Aku tersentak. Apa yang salah?
Aku kemudian menatapmu. Tapi kali ini beda, lebih sinis.
Ah, aku benci saat seperti ini.
Saat aku tidak bisa menguasai diri di hadapanmu.
Bosan.
Aku bergegas pergi.
Dan konyolnya, teman yang sama yang memberitahuku “jangan menatapmu seperti itu”. Adalah teman yang sama yang mengejarku.
Kemudian berkata “Kau menatapnya sinis,dia benci sekali”.
---
Oke, sekarang.
Aku minta beberapa hal.
Tolong jangan perlihatkan senyum itu. Senyum yang membuatku cinta. Sekali lagi,jangan.
Dan tolong, berhenti bertingkah seperti itu.
Tingkah yang membuatku benci, tapi juga cinta.

Berhenti membuatku bingung.

Baca Juga Yang Ini Yah :


2 komentar:

Namarappuccino mengatakan...

Written nicely. ^_^

Nunuu mengatakan...

Hehe, makasih kak.
ini inspirasi dari kakak lho.. hehe ^_^

Posting Komentar