Malem-malem nungguin penjual nasi goreng lewat, dijamu sama gigitan nyamuk..lengkap sudah !!
Ini perut sudah ganti aliran jadi musik rock, tapi demi apa penjualnya belum lewat-lewat.
Buat membunuh waktu *cielaah bahasanya* saya minta beberapa teman menyebutkan benda favorit mereka seperti salah satu metode nulisnya hurufkecil.
Nah, benda-benda yang terpilih itu: jam tangan, hp, tas, sepatu, gelang.
Udah bisa ketebak kan favoritnyaa siapa semua benda-benda itu?
Iya, favoritnya cewek-cewek !
Sempat kesel juga, kenapa harus benda-benda itu.
Lanjut !
AKhirnya saya memutuskan untuk menulis sebuah cerpen atau fiksi dengan benda tersebut sebagai bantuan.
Ini hasilnya.
**
Seorang cewek berlari di ruang tunggu bandara.
Tergesa-gesa sekali, batin Ilham.
"Ketinggalan pesawat kali." , bisik Raka yang sejak tadi tak henti-hentinya menghisap rokok.
Ah, Ilham paling tidak suka bau rokok !
"Bukan urusan gue" , kata Ilham sinis.
Sesekali Ilham melirik jam tangan hitam pemberian Jane, pacarnya.
25 menit lagi sebelum pesawatnya berangkat.
Namun, Ilham masih enggan meninggalkan Makassar. Di Jakarta sana mungkin, sudah banyak orang-orang yang menunggunya. Jane, khususnya.
Ilham sudah berjanji hanya akan meninggalkannya 2 bulan, untuk penelitian skripsi di Makassar.
Dering keras dari handphonenye membuyarkan lamunan Ilham. Nama Jane terlihat di LCD Blackberry Onyx putih tersebut.
"Halo.." , sapa Ilham.
"Kamu belum berangkat?" , tanya Jane.
Ah, Ilham rindu sekali sama Jane. Malaikatnya ini.
"Belum, tapi akan" , kata Ilham.
"Cepat pulang ya, kami semua rindu" , kata Jane lembut.
"Bisa ganti kata kami menjadi aku?" , goda Ilham.
"Aku rindu.." , kata Jane kemudian.
Mereka sama-sama tertawa.
Beberapa menit kemudian, terdengar panggilan untuk penumpang pesawat garuda.
"Itu kita" , kata Raka menarik tangan Ilham.
Ilham berdiri dengan malas, meraih tas punggungnya.
Hujan menyambut kedatangan mereka di Jakarta.
Sepatu putih yang digunakan Raka kotor terkena genangan air. Ilham tidak heran melihat itu, Raka adalah teman kecilnya. Dia memang jorok sejak lahir.
"Siapa yang pertama lo datangin, Ham?" , tanya Raka.
Bau rokok di mulutnya belum hilang.
"Gue gak mau datangin siapa-siapa dulu. Gue cuma mau ketemu Jane" , kata Ilham meninggalkan Raka di tempat pengambilan koper.
Sejak di bandara Makassar, Ilham sudah memperingatkan Raka untuk tidak menaruh ranselnya di bagasi. Dia hanya terlalu malas.
"Ilham !!
Ilham mendengar teriakan seorang cewek. Itu Jane.
Ilham berlari ke arah Jane layaknya Shahrukh Khan dalam film kuch kuch hota hai..
Jane memeluk Ilham erat sekali.
Ya, ternyata hanya Jane yang menjemput Ilham. Tapi Ilham yakin, banyak orang yang merindukannya.
Di dalam mobil sedan Jane saat perjalanan pulang, Ilham memberi Jane sebuah gelang dengan ukiran nama Jane.
Ilham sangat menikmati saat-saat seperti ini, dimana hanya ada mereka berdua.
"Kamu nyetir mobil kok gak karuan banget sih?" , protes Jane.
Ilham hanya tersenyum.
Mereka berhenti di bawah sebuah fly over, itu memang pelanggaran. Tapi siapa peduli.
Ilham mencium Jane di tengah-tengah keremangan malam. Manis.
**
Panjang kan? Ya udin, daripada cuma capek baca.
Mending kasih comment, di kolom comment ya :)
0 komentar:
Posting Komentar